Powered By Blogger

Rabu, 27 Maret 2013

TUNAGRAHITA


A.   Definisi Tunagrahita

Ditinjau dari akar katanya, Tunagrahita berasal dari kata tuna dan rahita, tuna yang artinya merugi dan rahita yang artinya pikiran.
Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun social, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (Direktorat PLB, 2004)
Menurut Nakata (2003), intellectual disability untuk anak-anak tunagrahita mempunyai arti :
1.      Mereka yang terlambat perkembangan intelektualnya, kesulitan mengemukakan maksudnya kepada orang lain, dan memerlukan bantuan yang sering dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Mereka yang terlambat tingkat intelektualnya yang tidak lebih baik  dari nomor 1, sering mengalami kesulitan yang signifikan untuk beradaptasi dalam kehidupan sosial.
Tahun 2002, American Association on Mental Retardation (AAMD) mengeluarkan definisi baru tentang tunagrahita (berlaku untuk anak yang ketunagrahitaannya terjadi sebelum usia 18 tahun) yang berbunyi :
“Retardasi mental (tunagrahita) adalah kelainan yang ditandai dengan adanya keterbatasan yang signifikan dalam aspek fungsi intelektual dan perilaku adaptif yang diekspresikan dalam bentuk konseptual, social, dan praktek keterampilan adaptif.”
Lima asumsi penting untuk menerapkan definisi di atas adalah :
1.      Keterbatasan dalam fungsi saat ini harus dipertimbangkan dalam konteks lingkungan masayarakat yang bercirikan budaya dan usia sebaya dengan individu yang bersangkutan.
2.      Asesmen yang valid harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman budaya dan bahasa sebagaimana adanya perbedaan dalam faktor komunikasi, sensori, gerak, dan perilaku.
3.      Dalam diri individu, keterbatasan sering ada bersamaan dengan kekuatan.
4.      Tujuan penting menggambarkan keterbatasan adalah untuk mengembangkan profil dukungan yang diperlukan.
5.      Dengan dukungan personal yang sesuai selama masa hidupnya, maka fungsi kehidupan orang dengan ketunagrahitaan secara umum dapat ditingkatkan.


B.   KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Berdasarkan tinggi rendahnya kecerdasan intelegensi yang diukur dengan menggunakan tes Stanford Binet dan skala WISC, tunagrahita digolongkan menjadi 4 yaitu :
1.      Kategori  Ringan (Debil atau Moron)
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Berdasarkan tes Binet kemampuan IQ nya 68-52 sedangkan dengan tes WISC 69-55. Anak tunagrahita ringan biasanya mengalami kesulitan dalam belajar dan sering tinggal kelas daripada naik kelas.


2.      Kategori  Sedang atau Imbesil
Biasanya memiliki IQ 35-40 sampai 50-55. Menurut hasil tes Binet IQ pda golongan Imbesil adalah 53-36 sedangkan tes WISC menunjukkan IQ 54-40. Pada penderita sering ditemukan kerusakan otak dan penyakit lain. Ada kemungkinan juga mengalami disfungsi saraf yang mengganngu keterampilan motorik. Pada jenis ini penderita bisa dideteksi sejak lahir karena pada masa pertumbuhannya penderita mengalami keterlambatan keterampilan verbal dan social.

3.      Kategori  Berat (Severe)
Kategori ini memiliki IQ 20-25  sampai 35-45. Menurut hasil tes Binet IQ penderita 32-20 sedangkan menurut tes WISC adalah 39-25. Penderita mengalami abnormalitas fisik bawaan dan control sensori motor yang terbatas.

4.      Kategori  Sangat Berat (Profound)
Pada kategori ini penderita memiliki IQ yang sangat rendah. Menurut tes Binet, IQ penderita berada di bawah 19 sedangkan menurut tes WISC IQ nya di bawah 24. Banyak penderita yang mengalami cacat fiisk dan kerusakan saraf. Tak jarang pula penderita yang meninggal.

C.   Faktor penyebab terjadinya Tunagrahita

1.      Prenatal
1)      Faktor keturunan
a.       Down syndrome. Down syndrome (DS)mungkin merupakan kelainan genetik yang paling banyak diketahui yang dapat menyebabkan ketunagrahitaan. Satu diantara 800 sampai 1000 anak dilahirkan dengan DS (National Down Syndrome Society, 2003) sangat jelas. Biasanya setiap individu mempunyai empat puluh enam kromosom, masing – masing ibu dan bapak menyumbangkan dua puluh tiga kromsom. Pada individu dengan DS, muncul kromosom tambahan berupa pasangan dua puluh satu kromosom, oleh karena itu sindrome itu sering disebut Trisomy 21. Apabila anak – anak seperti ini berusia muda, mereka biasanya memiliki kualitas otot yang buruk dan mungkin disebut anak lemah. Mereka juga memiliki mata yang kecenderungan melihat ke atas dan telinga kecil, dan lidahnya kelihatan besar untuk ukuran mulutnya. Kurang lebih setengah dari jumlah anak seperti ini memiliki kelainan pendengaran dan penglihatan.
b.      Fragile X syndrome. Fragile X syndrome, kadang – kadang disebut Martin – bell syndrom, merupakan bentuk paling umum dari ketunagrahitaan yang diturunkan. Laki – laki dan perempuan dapat membawa kelainan, tetapi hanya ibu yang dapat meneruskan kelainan pada anaknya. Syndrom ini terjadi karena adanya mutasi dalam satu gen di kromosom X. Laki – laki dengan kelainan ini biasanya mempunyai ketunagrahitaan yang signifikan, sedangkan perempuan biasanya kelainan ringan. Individu dengan sindrom Fragil X ini biasanya memiliki bentuk wajah yang panjang, telinga yang lebar, dan otot – otot yang lemah, tetapi umumnya mereka sehat.
c.       Prader – willi syndrome
Prader – Willi sindrome tidak sebanyak Down Syndrome dan Fragile X syndrome, terjadinya kurang lebih 1 berbanding 14.000 bayi. Sindrom ini muncul disebabkan oleh adanya mutasi beberapa macam kromosom 15 (contoh: kromosom bapak hilang dari anak, seorang ibu memberikan sekaligus dua kromosom 15 menggantikan kromosom bapaknya)
Anak – anak dengan Prader – willi syndrome biasanya memiliki ketunagrahitaan yang ringan dan sedang, dan diantara mereka mempunyai kemampuan di bawah rata – rata sampai rata – rata (Prader – willi Syndrome Association, 2003).
2)      Fetal alcohol syndrome (FAS). Fetal alcohol syndrome timbul sebagai akibat dari ibu ketika mengandung sering mengkonsummsi alcohol yang berdampak terhadap janin dalam kandungannya. Siswa dengan syndrome ini biasanya dalam perkembangannya memiliki tubuh yang kecil dan lamban dibandingkan dengan anak-anak yang lainnya. Mata mereka biasanya kecil dengan kelopak mata yang jau, mungkin tidak ada jarak antara bibir atas dengan hidung, dan bagian bawah dari wajahnya kelihatan datar. Siswa-siswa sepert ini biasanya memiliki ketunagrahitaan yang ringan atau sedang, mereka juga memiliki waktu perhatian yang pendek dan hiperaktifitas, kesulitan belajar, serta kordinasi yang jelek.


3)      Gangguan metabolisme dan gizi
Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel – sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya sebagai berikut :
-          Phenylketonuria (PKU). Phenylketonuria merupakan kelainan metabolic diwariskan yang dapat mengakibatkan ketunagrahitaan apabila tidak segera ditangani. PKU terjadi ketika tubuh tidak mampu ubtuk memproduksi kimia yang diperluan untuk mengganti yang lainny, hal ini disebabkan oleh adanya racun kimia. Penanganan terhadap PKU harus segera dilakukan begitu terdeteksi, dan termasuk di dalamnya harus melakukkan diet dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung phenylalanine yang rendah.
4)      Trauma dan zat radioaktif
Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menyebabkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu, penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microcephaly.
5)      Masalah pada kelahiran
Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita kerusakan pada otak.
6)      Toxoplasmosis. Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit. Parasit ini menyebar  melalui kotoran kucing. Namun infeksi parasit itu biasanya tidak masalah, karena system kekebalan tubuh mencegahnya dari sakit bagaimanapun  seorang ibu yang terkena parasit ini dapat menularkan kepada anaknya yang ada di dalam kandungannya
2.      Perinatal
Dalam beberapa contoh, masalah terjadi ketika proses kelahiran atau beberapa saat setelah kelahiran anak mengalami ketunagrahitaan. Sebagai contoh, bayi yang lahir prematur dengan berat badan 3,3 pon beresiko 10 – 20 % memiliki ketunagrahitaan (Beer & Berkow, 2003).
Kategori lainnya yang menyebabkan ketunagrahitaan selama proses perinatal adalah luka pada otak. Sebagai contoh, apabila bayi kekurangan oksigen ketika lahir, ketunagrahitaan mungkin terjadi. Demikian juga, jika bayi terluka kurang tepatya penggunaan alat atau prosedur yang diikuti selama proses kelahiran, maka akan dapat mengakibatkan ketunagrahitaan.
3.      Postnatal
1)      Encephalitis
Encephalitis adalah istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan kerusakan pada otak dan hal itubisa disebabkan oleh kuman virus infeksi. Vaksinasi telah mengurangi kemungkinan lebih besar anak terserang kuman virus infeksi ini (contohnya: measles, mumps, atau chickenpox), tetapi penyakit ini juga dapat ditularkan melalui jenis nyamuk dan binatang tertentu yang memiliki rabies. Dalam beberapa kasus, enchepatlitis mnyebabkan keterbelakangan mental.
2)      Keracunan timah hitam
Keracunan timah hitam dapat mengakibatkan timbulnya ketunagrahitaan pada seorang anak. Diperkirakan bahwa hampir setengah juta anak – anak usia satu sampai lima tahun mempunyai kandungan timah hitam yang tinggi dalam darahnya (Center for disease Control an Prevention, 2003). Seperti halnya fetal alcohol syndrome (FAS), timbulnya ketunagrahitaan akibat dari keracunan timah hitam ini bisa dicegah.
3)      Luka otak
Setiap kejadian yang mngakibatkan luka pada otak dapat menyebabkan ketunagrahitaan pada anak. Contoh: jatuh dari sepeda atau alat – alat bermain lainnya, kecelakaan lalu lintas, tenggelam mengakibatkan oksigen terhambat, dan kekurangan.
4)      Faktor lingkungan
Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubungkan dengan masalah – masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang – rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak pribadi dengan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya bicara, tersenyum, bermain yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi yang demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.


D.   Karakteristik anak Tunagrahita

Ketika membicarakan karakteristik umum anak dengan ketunagrahitaan, penting untuk diketahui bahwa, meskipun sebagai kelompok mereka mungkin mempunyai kebiasaan yang sama,tetapi tidak semua individu dengan ketunagrahitaan memiliki karakteristik tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku dan fungsi individu diantara mereka, misalnya : usia kronologis, berat ringan kelainan, faktor penyebab, dan kesempatan pendidikan. Dan mereka saling berbagi dalam banyak kebutuhan yang sama, seperti: sosial, emosional, fisik.
1)      Karakteristik belajar
Paling umum untuk menentukan karakteristik seorang dengan ketunagrahitaan adalah adanya kelainan dalam fungsi kongnitif. Para peneliti biasanya bukan berhubungan dengan kemampuan intelektual orang tersebut, tetapi pada dampak rendahnya IQ yang dimiliki pada kemampuan belajar individu, perolehan informasi, proses informasi, dan penerapan pengetahuan dalam berbagai setting baik sekolah maupun masyarakat. Belajar merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan, dalam berbagai hal belajar adalah sesuatu yang unik bagi individu, dan di dalamnya banyak terdapat proses kongnitif yang saling berhubungan. oleh karena itu belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa karekteristik yang berpengaruh terhadap belajar.
2)      Perhatian
Perhatian, merupakan konsep yang multi diensi, memainkan peranan yang penting dalam belajar. Banyak kesulitan pada individu dengan ketunagrahitaan disebabkan oleh adanya kekurangan perhatian. Tomporowski dan Tinsley (1997) membuat suatu teori bahwa individu dengan ketunagrahitaan mengalami kesulitan memfokuskan perhatian, mempertahankannya, dan memilih berbagai rangsangan yang sesuai. Mereka juga kurang perhatian terhadap tugas.
3)      Daya ingat
Daya ingat atau memori, sebagaikomponen penting dari belajar, sering mengalami kelainan pada anak-anak engan ketunagrahitaan. Secara umum dapat dikatakan, bahwa tambah berat ketunagrahitaan, tambah besar kurangnya daya ingat ( Drew & Hardman,2004). Para peneliti awal meneliti tentang proses memori pada individu dengan ketunagrahitaan dengan membedakan antara short – term memory (STM) atau memori jangka pendek – data dipanggil kembali setelah beberapa menit atau jam – dan long term memory (LTM) atau memori jangka panjang – data di panggil kembali setelah beberapa hari atau bulan kemudian. Percobaan awal menunjukkan bahwa orang dengan ketunagrahitaan mengalami kesulitan dengan STM dalam belajar (mengingat kembali perintah secara berurutan), tetapi ketika LTM dicoba (mengingat kembali nomer telepon atau alamat rumah) individu-individu dengan ketunagrahitaan menunjukkan hal yang bisa di bandingkan dengan anak-anak sebaya lainnya yang tidak tuna grahita. Sayangnya banyak upaya penelitian awal ini diganggu oleh kurangnya metodologi, membuat sulit menginterprestasikan hasil. Kadang – kadang para peneliti mengubah pandangannya dari model LTM lawan STM ke pertimbangan- pertimbangan model memori sebagai suatu komponen penting dalam proses informasi.
4)      Kinerja akademik
Siswa – siswa dengan ketunagrahitaan lemah dalam berhitung tapi kinerja mereka lebih dari usia mentalnya ( Drew & hardman , 2004) ingat, bukan berarti dia lemah dalam aspek akademik lalu dia tidak bisa berprestasi baik dalam kegiatan – kegiatan sekolah lainnya seperti atletik atau seni.
5)      Motivasi
beberapa siswa dengan ketunagrahitaan mempunyai kesamaan karakteristik dengan siswa berkesulitan belajar. Mereka mengalami masalah dalam motivasi dan kurang berdaya dalam belajar,ada kecenderungan untuk mudah menyerah. Untuk siswa dengan ketunagrahitaan, kurang berdayanya mereka dalam belajar bukan sebagai akibat dari adanya rasa frustasi terhadap tugas yang harus dikerjakannya. Hal itu muncul kadang – kadang sebagai akibat dari adanya bantuan berlebihan yang diberikan oleh guru dan teman sekelasnya.
6)      Generalisasi
Kemampua untuk mempelajari suatu tugas atau ide dan kemudian menerapkannya dalam suatu situasi yang lain disebut generalisasi. Apabila seorang siswa belajar tentang bahasa yang berhubunga dengan kata sifat agar tulisaanya lebih menarik dan kemudian dia mempergunakan kata sifat tersebut ketika menulis karangan dalam pelajaran ilmu sosial, disitulah generalisasi telah terjadi. Siswa dengan ketunagrahitaan mempunyai kesulitan mengeneralisasikan dalam tugas – tugas akademik, perilaku, dan interaksi sosial. Sehubungan dengan itu, guru harus merencanakan untuk membuat generalisasi, dimana generalisasi tidak datang secara otomatis.
7)      Perkembangan bahasa
Banyak anaka dengan ketunagrahitaan mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Sebagai contoh, memerlukan waktu yang lama bagi seorang anak dengan ketunagrahitaan ketika belajar konsep atas garing bawah dan naik garing turun. Mereka juga kesulitan untuk mempelajari kata – kata yang sangat abstrak dan akan sangat membantu apabila para ahli dapat membuat kata – kata tersebut menjadi lebih konkrit.
8)      Karakteristik sosial dan perilaku
Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain merupakan keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh seorang anak, tidak hanya anak- anak pada umumnya tapi pada anak – anak ketunagrahitaan. Pada kenyataannya, dalam situasi tertentu, adptasi sosial mungkin lebih penting daripada kemampuan intelektual. Individu dengan ketunagrahitaan biasanya disertai dengan keterampilan interpersonal ynag jelek dan kurang penyesuaian sosial atau perilaku yang tidak matang, akibatnya mereka sering dihadapkan dengan penolakan dari teman sebaya dan teman – teman dikelasnya. Green span dan love (1977) mengemukakan bahwa berhasil atau gagalnya siswa dengan ketunagrahitaan yang ditempatkan dikelas umum sering ditentukan oleh keterampilan sosialnya. Keterbatasan dalam kemampuan sosial ini dapat menimbulkan kesulitan yang signifikan dalam memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dilungkungan yang lebih normal. Pembelajaran keterampilan sosial yang langsung merupakan salah satu cara untuk membantu meningkatkan perkembangan sosial anak dengan ketunagrahitaan.teknik modifikasi perilaku dapat mengurangi perilaku sosial yang kurang sesuai dengan perilaku yang diinginkan atau diterima oleh masyarakat. Modeling tentang perilaku yang dilakukan oleh teman – teman sekelasnya merupakan model lain yang dapat diberikan kepada siswa denga ketunagrahitaan agar mereka dapat lebih memahami perilaku sosial yang atraktif, yang pada akhirnya akan muncul penerimaan dari teman sebayanya.





E.   Pembelajaran bagi anak Tunagrahita

1)      Prinsip dalam pembelajaran anak tunagrahita
Membuat perencanaan untuk generalisasi dan membuat konsep-konsep yang abstrak menjadi lebih kongkrit merupakan beberapa strategi penting dalam pendidikan bagi anak dengan ketunagrahitaan.
Sedangkan prinsip dalam memberikan pendidikan bagi penyandang tunagrahita adalah :
1)             Prinsip kasih sayang
Untuk mengajarkan anak-anak penyandang tunagrahita dalam belajar, diperlukan kasih sayang yang mendalam dan kesabaran yang besar dari guru atau orang-orang disekitarnya.
2)             Prinsip keperagaan
Saat proses belajar mengajar hendaknya penyandang tunagrahita perlu dibawa ke lingkungan yang nyata, pelajaran dikaitkan dengan benda kongkret ataupun alat peraga.

2)      Strategi atau Metode untuk pembelajaran bagi anak tunagrahita
Untuk pembelajaran anak dengan ketunagrahitaan dapat digunakan beberapa strategi atau metode  khusus untuk anak tunagrahita. Berikut ini beberapa strategi yang bisa diterapkan di sekolah untuk pembelajaran bagi anak tunagrahita :
a.       Analisis tugas
a)             Guru harus memperinci berbagai tugas atau kegiatan kedalam langkah-langkah kecil
b)             Mengajarkan langkah-langkah tersebut kepada siswa.
c)             Siswa mempelajari setiap langkah kecil dari suatu proses dengan dibantu guru.
d)            Pada akhirnya siswa mampu melakukan setiap tugas sampai pada tugas yang cukup rumit.
b.      Pembelajaran dengan menggunakan teman sebaya
a)      Teman mengajar teman
b)      Strategi pembelajaran kooperatif yang melibatkan sekelompok siswa di dalamnya.
c)      Tutor teman sebaya, misalnya :
1)      Siswa berteman, disiapkan bahan pelajaran, dan diharapkan adanya saling membantu antar teman sesuai tujuan belajar.
2)      Pendekatan melalui pasangan siswa yang usianya lebih tua belajar bersama siswa yang lebih muda.
3)      Pendekatan pasangan siswa yang kemampuan akademisnya tinggi belajar bersama siswa yang kemampuan akademisnya kurang dalam kelasnya.
4)      Classwide peer tutoring (CWPT) : tutor teman sebaya kelas yang lebih luas. Semua siswa dapat berpartisipasi sebagai murid atau guru.
c.       System Lesson Study, terdiri atas tiga langkah yaitu :
1)      Menyusun rencana pembelajaran
2)      Melaksanakan praktik pembelajaran
3)      Evaluasi dan tindak lanjut.
Perencanaan dilakukan dengan menentukan topik pembelajaran dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang ada. Selanjutnya menyusun dan mengembangkan model yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tahap pembelajaran dilakukan oleh seorang guru dalam kelompok, sementara anggota lain mengamati dan memberi masukan. Setelah itu dilakukan diskusi dan pembahasan mengenai berbagai hal yang telah dilakukan dalam pembelajaran.

3)      Implikasi pendidikan bagi anak tunagrahita
Anak tunagrahita membutuhkan perhatian yang lebih dalam pengenalan dan pemahaman akan suatu materi, oleh karena itu bagi anak-anak penyandang tunagrahita dibutuhkan pendekatan antara lain :
1)      Occuppasional Therapy ( Terapi Gerak )
Terapi ini diberikan untuk melatoh secara utuh fungsi gerak tubuh.
2)      Play Therapy ( Terapi Bermain )
Terapi ini diberikan karena dapat memudahkan anak tunagrahita menangkap sesuatu yang menjadi metode mereka belajar, misalnya mengajari berhitung dengan bermain jual beli.
3)      Activity Daily Living ( Kemampuan Merawat Diri )
Anak diajarkan agar dapat mandiri dengan melakukan segala sesuatu (yang tidak berbahaya) sendiri sehingga dapat mengembangkan potensi masing-masing serta anak dapat belajar mempertahankan diri dari segala kemungkinan yang akan dating.
4)      Life Skill ( Keterampilan Hidup )
Keterampilan bagi anak tunagrahita merupakan bekal yang cukup penting sehingga mereka bisa bersaing dengan anak-anak normal. Hal ini juga membuat keberadaan mereka diakui oleh lingkungannya.
5)      Vocational Therapy ( Terapi Bekerja )
Selain diberikan sebuah keterampilan, anak tunagrahita juga diberikan bekal  latihan untuk dapat bekerja.

4)      Model Pelayanan Pendidikan bagi anak tunagrahita
1)             Kelas Transisi
Kelas ini di peruntukan bagi anak yang memerlukan layanan khusus termasuk anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada di sekolah regular, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisai dengan anak lainya.
2)             Sekolah khusus (sekolah luar biasa bagian C dan C1)
Pelayanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan pada sekolah luar biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak yang sama0sama tunagrahita dengan seorang  pembimbing atau pengajar khusus. Kegiatan belajar mengajar seharian penuh berada di kelas khusus.
3)             Pendidikan terpadu
Layanan pendidikan ini diselenggarakan di sekolah regular untuk anak dengan tunagrahita ringan. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak regular di kelas yang sama dengan bimbingan guru regular. Untuk mata pelajaran tertentu jika anak tunagrahita mengalami kesulitan maka dibantu guru pembimbing khusus dari SLB terdekat.
4)             Program sekolah dirumah
Program ini diperuntukan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya. Guru PLB / GPK didatangkan ke rumah. Hal ini dilaksanakan atas kerja sama antara orang tua, sekolah, masyarakat.
5)             Pendidikan inklusif
Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan keterbatasan anak dengan prinsip education for all. Layanan pendidikan insklusif diselenggarakan pada sekolah regular.anak tunagrahita belajar dengan anak lainnya dalam kelas regular.dan di bimbing dengan guru yang sama. Dalam kelas inklusif siswa dibimbing oleh 2 orang guru, satu guru kelas regular dan satu guru khusus.
6)             Panti (gria) rehabilitasi
Panti ini diperuntukan bagi anak tunagrahita pada kategori berat ,yang mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah dan umumnya memiliki kelainan ganda  seperti penglihatan ,pendengaran ,atau motorik. Program ini lebih terfokus pada perawatan.
Pengembangan pada panti ini terbatas dalam hal :
a)             pengenalan diri
b)             sensor motor dan persepsi
c)             motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu tempat ke tempat lain )
d)            kemampuan bahasa dan komunikasi
e)             bina diri dan kemampuan sosial


Sumber : Buku ABK dan beberapa blog yang saya lupa alamatnya.. hehehe

Rabu, 08 Juni 2011

11 Tokoh Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah

Siapa bilang sukses perlu pendidikan yg tinggi, ini contoh 11 orang Indonesia yg sukses tanpa ijazah: 

  1. Andy F. Noya
    PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,”?tutur Andy.
  2. Adam Malik

    Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
  3. M. H. Ainun Najib
    Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
  4. Abdullah Gymnastiar

    Ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusaha besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini belum mengambil ijazahnya.
  5. Ajip Rosidi

    Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”?. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA, pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun. Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
    • Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
    • Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
    • Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
  6. Bob Sadino

    Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
  1. Andrie Wongso

    Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
  2. Purdi E Chandra

    Sosok Purdi E. Chandrakini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.
  1. Hendy Setiono

    Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta.
  2. Buya Hamka

    HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
  3. Basrizal Koto

    Basrizal Koto atau sering disebut Basko lahir di Kampung Ladang, Pariaman dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah getir, dimana Basko sempat merasakan hanya makan sehari sekali, di mana untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam beras ke tetangga.
Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah. Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko akhirnya berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah.Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete.Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Best Western Hotel (Hotel Basko), dll. Proyek terakhir yang tengah digarapnya adalah pendirian Best Western Hotel dengan 198 kamar. Sebuah hotel bintang empat plus yang tengah di bangun di Padang, Sumatra Barat.